Translate

Sabtu, 09 Mei 2020

K-Drama : Itaewon Class Episode 07-2

Itaewon Class Episode 07-2
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI

di DanBam,
Mereka kedatangan tamu asing. Yi Seo dan Geun Soo sedang tidak ada di DanBam, jadi, mereka menyuruh Toni yang melayani. Eh, tak di sangka, Tony ternyata tidak mengerti bahasa Inggris sama sekali. Sae Ro Yi dan Seung Kwon jadi terperangah.
--
Rapat di lakukan antara Sae Ro Yi, Tony, Hyun Yi dan Seung Kwon. Mereka membahas mengenai Tony yang tidak bisa bahasa Inggris padahal wajahnya seperti bisa bahasa Inggris. Tony menegaskan kalau dia orang Korea. Sae Ro Yi mengingatkan kalau Tony kan bilang baru satu tahun di Korea, jadi dimana Tony tinggal sebelum di korea?
“Guinea. Karena itu aku mahir berbahasa Prancis.”
Mereka bertiga langsung menghela nafas. Mereka yakin kalau Tony akan terkena masalah jika Yi Seo sampai tahu. Tony bisa di pecat.
--
di tepi sungai,
Yi Seo dan Geun Soo berbincang berdua. Geun Soo menanyakan apakah Yi Seo menyukai Sae Ro Yi? Dia bertanya karena penasaran. Yi Seo sampai memilih tidak kuliah hanya untuk bekerja di DanBam. Yi Seo mengakui hal tersebut. Geun Soo tampak sedikit sedih.
Yi Seo ternyata tahu kalau Geun Soo menyukainya. Dia menyadari hal itu.
“Tapi dari awal kau tidak berpikiran untuk mengajakku berpacaran. Apa kau tahu? Aku juga tahu kalau kau itu orang kaya. Karena aku ingin menggunakanmu dengan cara apa pun sebagai aset. Tapi pada akhirnya, kau hanya pecundang yang tak bernyali untuk mengejarku atau perusahaan.”
“Kau bicara omong kosong.”
“Kau mungkin puas dengan hal yang kau miliki. Apa aku suka pada Bos? Aku suka padanya. Namun, aku tak seputus asa itu. Perasaan orang pada dasarnya dangkal. Mereka berubah seiring situasi. Kau masih punya kesempatan.”
“Apa?”
“Jika… Jika kau sangat menginginkanku suatu hari nanti, jadilah pewaris Jangga,” ujar Yi Seo, membuat Geun Soo cukup terkejut. Melihat ekspresi Geun Soo, Yi Seo tertawa dan berujar, “Aku hanya bercanda.”
Setelah itu, Yi Seo langsung naik ke atas skuter. Geun Soo menatapnya dan bergumam kecil kalau Yi Seo benar-benar jahat.
--

Sae Ro Yi bicara dengan Tony. Dia bertanya apakah Tony menyukai kedai ini? Tony mengiyakan dengan riang. Dan karena itu, Sae Ro Yi meminta Tony untuk belajar bahasa Inggris.
Perbincangan mereka terhenti karena kedatangan Yi Seo. Mereka semua langsung diam dan berusaha menyembunyikan mengenai Tony yang tidak bisa bahasa Inggris.
Karena semua pekerja sudah datang, Sae Ro Yi langsung minta izin pergi. Dia ada urusan. Yi Seo langsung mengejar Sae Ro Yi dan meminta ikut. Lagipula, ini adalah hari biasa, jadi dia tidak begitu di perlukan di DanBam hari ini.
Melihat Yi Seo yang pergi mengejar Sae Ro Yi, Tony jadi kepo mau tahu hubungan mereka apa. Seung Kwon dan Hyun Yi langsung menyuruhnya untuk fokus belajar bahasa Inggris saja.

Sae Ro Yi sebenarnya tidak mau membawa Yi Seo, tapi Yi Seo protes. Dia tidak tahu apapun mengenai Sae Ro Yi, mengenai Jangga dan mengenai saham yang di bicarakan waktu itu, padahal dia kan manager kedai DanBam. Bukankah Sae Ro Yi bilang membutuhkannya? Apa dia tidak menyakinkan? Dia juga ingin mendukung. Sekalipun itu hal pribadi, apa Sae Ro Yi tidak bisa membagikannya dengannya?
“Jika dilihat secara tak langsung, ini bisa jadi urusan kedai juga. Ini akan menjadi perjalanan jauh dan tak nyaman. Kau mau ikut?”
“Ke mana pun aku ikut,” jawab Yi Seo, riang.
--
Mereka menaiki bus menuju kota Pajin. Dan di dalam bus, sepanjang perjalanan, Sae Ro Yi menceritakan semuanya.
Dalam bus yang sedang berjalan, dia berbicara tanpa henti denganku. Arti ayahnya bagi dirinya. Jang Geun-won. Awal hubungan buruk dengan Presdir Jang. Dan kematian ayahnya di tengah itu. Kebenaran yang ditutupi. Kejatuhannya setelah itu. Temannya bernama Lee Ho-jin. Rencananya untuk balas dendam. Waktu yang panjang untuk rencana itu. Dari awal sampai akhir, Sajangnim (Boss / Park Saeroyi) tak henti membicarakannya denganku. Aku mendengarkan ceritanya. Hanya bisa mendengarkannya.

Tujuan Park Sae Ro Yi perg ke Pajin adalah untuk menemui detektif yang dulu menangani kasus ayahnya. Putri detektif itu sudah besar dan tampaknya juga akrab dengan Park Sae Ro Yi. Sayangnya, det. Oh tidak menyukai kedatangan Sae Ro Yi. Hye Won (nama putri det. Oh) sampai heran karena Sae Ro Yi terus saja datang walaupun tahu ayahnya tidak menyukainya.
“Karena aku ingin dia di pihakku.”
--
Det. Oh menghidangkan banyak makanan untuk Sae Ro Yi dan Yi Seo. Itu membuat Yi Seo mengira det. Oh adalah distributor mereka. Tapi, Sae Ro Yi tidak menjelaskan apapun pada Yi Seo. Sae Ro Yi memberitahu kalau dia sudah mempunyai kedai. Mereka makan sambil berbincang. Hye Won memberitahu kalau dia bermimpi menjadi polisi. Mendengar itu, Sae Ro Yi dan det. Oh terdiam.
Sae Ro Yi memberitahu Hye Won kalau dia dulu juga bercita-cita menjadi polisi. Hye Won jadi mau tahu kenapa Sae Ro Yi malah tidak jadi polisi? Sebelum Sae Ro Yi menjawab, det. Oh menyudahi makannya dan menyuruh Hye Won untuk mengangkat jemuran.
Melihat itu, Yi Seo tahu ada sesuatu. Apalagi, Sae Ro Yi menyuruh Yi Seo mengurus Hye Won sementara dia bicara dengan det. Oh.
Mereka bicara di belakang rumah. Sae Ro Yi memuji Hye Won yang tampak berani dan baik, berbeda dengan det. Oh. Mendengar itu, det. Oh memberitahu kalau dia bukan lagi detektif, jadi jangan memanggilnya detektif lagi.

“Kali pertama aku bertemu denganmu adalah saat kau mengurus kasus ayahku. Kasusnya tak terselesaikan, 'kan?” ingati Sae Ro Yi.
Det. Oh langsung berlutut, memohon ampun pada Sae Ro Yi, “Aku benar-benar minta maaf. Namun, sekarang... Aku mohon jangan datang kemari lagi.”
“Bangunlah,” suruh Sae Ro Yi.
“Aku akan lakukan apa pun untukmu. Aku akan lakukan apa pun untuk menebusnya. Akan kuberi kompensasi sesuai keinginanmu. Entah puluhan atau ratusan juta won, aku akan bayar semua, selama apa pun itu.”
“Kompensasi? Yang bisa kau lakukan untukku saat ini hanyalah mengungkap kebenaran dan menyerahkan diri. Setidaknya, bukankah kau harus menjadi ayah terhormat yang percaya diri dalam mendukung mimpi anakmu?”
“Tidak. Tapi itu... Bila aku tak ada, Hye-won...”
“Aku seorang pebisnis.  Kau harus membayarnya. Tidak boleh kabur seperti ini. Kata-kata itu... tidak sepantasnya kau katakan kepadaku.”
Det. Oh tidak tahu harus berkata apa lagi, selain hanya terus berlutut memohon maaf.
--

Malam hari,
Hujan turun dengan deras. Mereka menginap di rumah Sae Ro Yi.
Yi Seo sudah tidur dan Sae Ro Yi menyelimutinya dengan jaketnya. Sae Ro Yi tidak tidur dan hanya menatap hujan dari jendela.
Yi Seo ternyata belum tidur. Yi Seo bisa tahu tujuan Sae Ro Yi menemui det. Oh adalah memintanya untuk bersaksi mengenai kasus dulu. Jika det. Oh sampai bersaksi maka Jang Geun Won akan masuk penjara dan saham pendukung Presdir Jang dapat Sae Ro Yi rebut. Itu yang Sae Ro Yi pikirkan kan? Jadi, apa Sae Ro Yi berhasil bicara dengan det. Oh?
“Tidak.”
“Sudah kuduga. Jika dia bisa tergerak dengan rasa kasihan, tidak mungkin dia memalsukan investigasi,” ujar Yi Seo.

Yi Seo tiba-tiba bangkit dari tidurnya dan menyandarkan kepalanya ke lutut Sae Ro Yi. Dia beralasan tidak terbiasa tidur di lantai. Sae Ro Yi jelas merasa canggung.

Yi Seo melihat ada bekas luka yang sangat panjang dan dalam di lengan tangan Sae Ro Yi. Sae Ro Yi memberitahu kalau itu adalah bekas luka yang di dapatnya saat bekerja sebagai nelayan di laut. Ada juga bekas luka di lengan bagian atas, itu bekas luka saat menjadi tukang angkut.
Melihat semua bekas luka itu, Yi Seo menjadi sedih. Dia menangis. Membuat Sae Ro Yi terkejut.
Ketika aku merasa sedih karena masa lalunya... aku menyadari bahwa rasa suka ini telah menjadi rasa cinta. Saat kudengar suaranya yang menenangkan, aku menjadi emosional. Aku tak ingin dia menderita sendirian lagi. Aku putuskan untuk membunuh semua orang yang berusaha mengganggu pria ini. Aku mencintainya. Aku mencintainya.

Mereka akhirnya pulang dengan bus terakhir malam itu. Sae Ro Yi tersenyum melihat Yi Seo yang sudah tertidur. Dia menyandarkan kepala Yi Seo ke bahunya.
--


Kegiatan di Itaewon seperti biasa di mulai.
Yi Seo dalam perjalanan ke tempat kerja dan berpas-pasan dengan Soo Ah. Yi Seo juga melihat kedai Jangga yang rame walaupun belum di buka. Soo Ah hendak pergi ke DanBam untuk meminta es. Yi Seo tertawa tidak percaya dan menyebut Soo Ah tidak tahu malu. Dia sudah mendengar semuanya dari Sae Ro Yi dan hubungannya dengan Jangga.
“Padahal dia tak biasa bicarakan dirinya. Kau dipercaya olehnya,” komentar Soo Ah. “Apa urusan saham kali ini juga ada hubungannya denganmu?”
“Memangnya kenapa? Kau ingin beri tahu yang lain?”
“Kau ternyata sangat benci aku.”
“Sudah jelas.”
“Sayang sekali. Aku tidak membencimu,” balas Soo Ah.
Walau dilarang, Soo Ah tetap mengikuti Yi Seo ke DanBam untuk minta es.
Di depan kedai DanBam, Sae Ro Yi sedang bicara dengan pemilik gedung. Pembicaraannya sangat serius.


Setelah bicara dengan pemilik gedung, Sae Ro Yi memberitahu yang lain kalau pemilik gedung sudah menjual gedung ini pada orang lain dan pemilik gedung baru meminta uang sewa lebih tinggi sebesar 5 persen. Ini tentu menjadi masalah.

Soo Ah yang masih ada di sana, menawarkan diri untuk melihat kontrak perjanjian sewa yang Sae Ro Yi miliki. Dari kontrak itu, penyewa tidak menyalahi aturan apapun. Soo Ah menawarkan saran untuk memakai jalur hukum, tapi itu akan menjadi hal yang sulit.
Sae Ro Yi memberitahu kalau dia sudah mendapat nomor telepon pemilik gedung baru. Jadi, dia akan mencoba menelpon untuk bicara dulu.
Sae Ro Yi menelpon ke nomor itu dan begitu di angkat, dia memperkenalkan dirinya.
“Ini kebetulan yang hebat. Ini aku. Jang Dae Hee,” jawab Presdir Jang.
Wajah Sae Ro Yi menegang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar