Sinopsis K-Drama : Itaewon Class Episode 06-1
Images by : JTBC
SELURUH KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI
Di episode kali ini, kita akan melihat kisah masa lalu Soo Ah.
Ibu Soo Ah meninggalkan Soo Ah di panti asuhan pada hari hujan. Dia menyuruh Soo Ah untuk menjadi anak baik dan mendengarkan perkataan para guru. Ibu memeluk Soo Ah dan mencium pipinya, kemudian pergi begitu saja.
Soo Ah datang ke sekolah, dan dia mendengar seorang siswa pria bergosip pada temannya, memberitahu kalau Soo Ah adalah anak dari Panti Asuhan Gaenari. Dia tahu karena rumahnya dengan dengan panti asuhan itu dan dia melihat Soo Ah keluar dari sana. Teman Soo Ah yang tahu hal itu, jadi merasa kasihan pada Soo Ah yang adalah anak yatim piatu yang di buang oleh orang tua. Soo Ah mendengar ucapan temannya itu yang merasa kasihan padanya.
Saat Soo Ah masuk ke dalam kelas, teman-nya itu menawarkan sebuah roti pada Soo Ah. Soo Ah tersenyum ramah menerima roti itu dan berterimakasih sembari berujuar kalau dia memang sedang lapar. Temannya itu langsung memberikan sekotak susu juga untuk Soo Ah. Soo Ah tersenyum dan memuji temannya itu yang terbaik. Nama temannya itu adalah Choi Gyeong Hui.
Walau tersenyum, Soo Ah sebenarnya merasa marah. Dia diam-diam membawa tas Gyeong Hui ke toilet dan membuat semua isi yang ada di tas itu (buku, makanan, alat tulis) ke dalam kloset toilet.
Karena perbuatannya tersebut, Soo Ah di panggil oleh guru wali kelasnya. Soo Ah tidak mengakui kalau itu adalah perbuatannya. Guru tidak percaya karena selama jam olahraga, hanya Soo Ah yang tetap berada di kelas. Soo Ah berbohong kalau dia pergi ke ruang UKS karena tidak enak badan.
Guru mulai membahas mengenai Gyeong Hui yang selalu baik pada Soo Ah, tapi kenapa Soo Ah malah seperti ini? Soo Ah malah bersikap sini menyebut sikap baik Gyeong Hui padanya sama seperti memberi receh ke pengemis. Dia bahkan menuduh guru tidak percaya padanya karena dia tidak punya ibu. Guru kesal dan menyuruh Soo Ah untuk kembali ke kelas saja.
“Kau kehilangan kesempatan itu. Kesempatan untuk menyesali semuanya,” ujar guru itu.
“Aku tidak butuh kesempatan semacam itu,” jawab Soo Ah.
--
Soo Ah berjalan seorang diri pulang ke panti. Di tengah jalan, dia melihat tanaman yang sedang berbunga. Dia menangis.
Tujuh belas tahun, umur yang sangat muda. Aku yang menyedihkan karena di buang orang tuaku. Aku berpikir… ‘aku harus menyayangi diriku sendiri.’ Aku yang tak di cintai oleh siapapun. Aku berpikir, ‘aku harus mencintai diriku sendiri.’
Dan karena itu, ketika presdir Jang memanggilnya dan menawarkan beasiswa Jangga padanya dan bahkan akan membiayai biaya hidup Soo Ah ke depannya, Soo Ah menerima tawaran itu.
Aku terus membenarkan tindakanku sejak hari itu.
Dia tahu kalau perbuatannya tersebut salah, karena dia tahu apa maksud dan tujuan dari Presdir Jang memberikan beasiswa itu padanya. Karena itu, saat dia menemui Park Sae Ro Yi di penjara, dia menangis sambil meminta maaf.
Ketika khianati penyelamatku. Ketika aku khianati temanku. Aku akan lebih nyaman bila dia memakiku dengan keras.
Namun, Sae Ro Yi tidak marah padanya.
End
Sama seperti saat itu, Sae Ro Yi mengatakan hal ini : “Kau hanya melakukan yang terbaik untuk hidupmu. Kau tidak salah apa-apa.”
Dan karena itu, Soo Ah terbawa suasana dan hendak mencium Sae Ro Yi. Sae Ro Yi bahkan sudah memenjamkan matanya, siap menerima ciuman dari Soo Ah.
Syaat!
Sayangnya, moment romantis itu hancur karena Yi Seo yang muncul dan mendorong mulut Soo Ah, menjauh.
“Hukum Pidana Pasal 32. Mencium seseorang tanpa izin termasuk pelecehan seksual,” ujar Yi Seo.
Sae Ro Yi jelas terkejut dengan apa yang Yi Seo lakukan. Soo Ah juga mengibaskan tangan Yi Seo yang memegang mulutnya dengan kesal. Soo Ah yang sebelumnya mabuk, sampai sadar dari mabuknya karena perbuatan Yi Seo.
Yi Seo berpura-pura polos malah bertanya, apa dia mengganggu mereka? Apa Sae Ro Yi memang setuju menerima ciuman dari Soo Ah? Bhuahaahhaa. Sae Ro Yi sampai tidak tahu harus menjawab apa. Yi Seo langsung mengingatkan Sae Ro Yi agar mereka segera bergegas ke tempat pesta karena ini adalah pesta pertama setelah mereka buka lagi.
Sae Ro Yi menyuruh Yi Seo untuk pergi duluan. Dia akan menyusul setelah memesankan taksi untuk Soo Ah. Yi Seo mengeluarkan ponselnya dan menawarkan diri untuk menelpon taksi. Dia bahkan menanyakan alamat Soo Ah dengan nada memaksa. Soo Ah tidak mau memberitahu.
Tanpa malu, Soo Ah meminta ikut pesta itu pada Sae Ro Yi. Yi Seo sampai tertawa sinis mendengarkan permintaan Soo Ah dan menegaskan kalau itu adalah acara kedai mereka, untuk apa Soo Ah ikut?
“Aku sedang bertanya kepada bos-mu,” tegas Soo Ah.
--
“Aku tak tahu apa aku sungguh bisa ikut di acara kalian ini,” ujar Soo Ah, malu.
“Kami tentu menyambut hangat teman bos kami,” balas Seung Kwon dan mengajak semuanya untuk bertepuk tangan. Tapi, tidak ada yang mau bertepuk tangan sama sekali.
Hyun Yi tidak asing dengan wajah Soo Ah karena sering melihatnya di Itaewon. Soo Ah membenarkan dan memberitahu kalau dia bekerja di Kedai Jangga. Soo Ah melihat Geun Soo dan merasa tidak asing juga. Geun Soo mengingatkan kalau tahun lalu, dia pernah datang ke Jangga bersama Yi Seo, tapi di usir. Soo Ah ingat kalau Geun Soo salah satu anak di bawah umur waktu itu. Tapi… sepertinya mereka pernah bertemu sebelum itu juga karena wajah Geun Soo terasa familier saat itu juga. Geun Soo langsung tampak gugup dan pura-pura tidak tahu (karena dia adalah putra Presdir Jang, pasti Soo Ah pernah melihatnya).
Geun Soo dan yang lain mencoba makanan yang di hidangkan dan memuji rasanya yang sangat enak. Yi Seo memberitahu kalau restoran ini adalah restoran lezat yang di promosikannya di dalam blog-nya. Dia memberikan 4 bintang untuk restoran ini. Geun Soo merasa kagum karena restoran ini bisa mendapatkan 4 bintang dari Yi Seo. 4 bintang dari Yi Seo artinya tempat ini hebat.
Mendengar itu, Sae Ro Yi jadi penasaran. Berapa bintang yang akan Yi Seo berikan untuk DanBam? Yi Seo menjawab, 3 bintang. 3 bintang darinya artinya restoran bagus yang masih bisa di kunjungi orang.
“Ada,” jawab Yi Seo. “Kedai Jangga. Lokasi, pelayanan, interior. Semua terlihat sangat bagus. Namun, yang terhebat dari semuanya adalah rasa. Aku dengar itu resep langsung dari Presdir Jang. Orang itu benar-benar hebat.”
Mendengar itu, Sae Ro Yi langsung berujar kalau Hyun Yi bisa melakukannya. Hyun Yi sampai keselek mendengar ucapan Sae Ro Yi. Yi Seo langsung berujar kalau Hyun Yi sudah pintar memasak, akan tetapi, Jangga adalah perusahaan besar dengan lebih dari sepuluh merk sukses. Ukuran mereka di bandingkan dengan mereka tentu berbeda dan tujuan kita pun lain.
“Tidak ada bedanya. Tujuanku adalah menjadikan DanBam waralaba,” tegas Sae Ro Yi, memberitahu tujuan dari di dirikannya DanBam. Hal yang membuat semuanya terkejut.
“Aku tidak pikir itu akan mudah. Itu bisa saja sulit. Tentu sangat sulit bila sendirian, tapi ada kalian, 'kan? Kita bisa. Pasti bisa.”
Semua diam. Geun Soo tampak bersemangat. Seung Kwon ingat saat mereka masih di penjara dan saat itu Sae Ro Yi berujar kenapa mereka harus menyerah sebelum mencobanya sendiri? Mereka tentu harus mencobanya dulu. Dan Sae Ro Yi sudah membuktikan ucapan tersebut padanya.
“Baiklah. Waralaba atau apa pun itu, semua bisa terjadi,” sambung Hyun Yi. “Kalau begitu lima kali… Tidak, aku akan bekerja sepuluh kali lebih keras.”
“Kalau begitu, haruskah kita percaya padanya?” ikut Geun Soo.
Yi Seo tersenyum.
--
Soo Ah mencuci tangannya di toilet. Dia masih memikirkan ucapan Presdir Jang yang menyuruhnya untuk membuktikan perkataan-nya dengan perbuatan.
Saat itu, Yi Seo masuk ke toilet dan langsung bertanya pada Soo Ah, kenapa dia berbohong? Sanksi dilarang berjualan. Bukan Soo Ah yang melaporkannya. Soo Ah hanya diam.
“Kau tanpa tahu malu mengganggu kami, 'kan?” balas Soo Ah, terpancing. “Apa urusanmu? Kau bilang kau tak suka Saeroyi.”
“Baiklah. Semangat.”
“Karakterku sedikit aneh. Aku bahkan dapat konseling kejiwaan saat aku di SMP. Tapi dokter bilang ada kemungkinan 79 persen aku adalah sosiopat.”
“Jadi? Maksud omonganmu dari tadi adalah kau seorang wanita gila?” tanya Soo Ah balik dengan nada tidak peduli.
“Jadi, maksud dari omonganku ini… Ada orang yang harus dapatkan yang dia inginkan. Bila ada orang yang mengganggunya, dia akan menghancurkan orang itu dengan cara apa pun. Aku seperti itu. Jadi… Aku katakan lagi untukmu. Aku menyukai Bos,” tegas Yi Seo, mengintimidasi tanpa rasa takut dan gentar pada Soo Ah.
Soo Ah tersenyum meremehkan, “Baiklah. Tapi bagaimana ini? Seperti yang aku katakan sebelumnya, Saeroyi menyukaiku. Kau tahu itu, 'kan?”
“Coba saja. Gadis manis,” balas Soo Ah, menantang balik.
--
Geun Won pergi menemui Seo Jeong In, putri dari Jea Foods di sebuah restoran. Geun Won meminta maaf karena datang terlambat. Dia beralasan kalau dia terjebak macet. Nn. Seo tidak masalah akan hal itu, tapi dia sudah memesan makanan duluan untuk mereka, tidak masalah kan? Geun Won mengiyakan dengan canggung.
Nn. Seo bisa merasakan kalau Geun Won terlihat tidak nyaman, atau Geun Won tidak suka dengannya? Geun Won malah membalas dengan kalimat seperti ini : “Melihat Jea Foods seperti apa, tidak mungkin aku tak suka denganmu.” Tentu saja, kalimat itu membuat Nn. Seo kesal karena jadi terlihat jelas kalau Geun Won mau menemuinya karena perusahaan orang tuanya.
“Aku tak terlalu suka ayam,” beritahu Geun Won.
Nn. Seo tersenyum dengan jengkel. Dia tentu tidak percaya dengan ucapan Geun Won. Bagaimana bisa putra sulung pemilik bisnis makanan terbesar di Korea, tidak menyukai ayam? Karena itu, Nn. Seo meminta pelayan membawakan buku menu lagi.
--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar